KameraDSLR didesign bukan untuk merekam video dalam waktu lama, body DSLR yang sangat ringkas, kurang mampu membuang panas dengan efektif, juga komponen elektronik yang kecil dan sensitif terhadap suhu membuat kamera jenis ini menjadi cepat overheat. Gunakan kamera DSLR secara bijak dengan metode, record and stop. CaraMerekam Video dengan Nikon D3100 Wit Prasetyo 12 Juli 2018 Gadget 0 comments Sumber: Isi 1. Nyalakan kamera dan aktifkan mode Live View 2. Tekan tombol shutter untuk menentukan fokus objek 3. Tekan tombol dengan titik merah untuk memulai dan menghentikan perekaman video 4. Gunakan tripod untuk hasil video yang lebih stabil PadaDSLR anda, butang pengatup dan kamera mungkin mempunyai banyak fungsi. Belajar untuk menggunakan setiap butang kamera dengan penuh dengan petua ini. Canon DSLR Controller App For AndroidTUTORIAL MEREKAM VIDEO CANON 600D - HASIL BOKEH 2022, Julai. Video: Canon DSLR Controller App For AndroidTUTORIAL MEREKAM VIDEO CANON 600D - HASIL . Fitur rekam video di kamera DSLR menurut saya merupakan fitur yang sangat menarik. Bisa dibilang saat kita membeli kamera DSLR untuk fotografi, maka bonusnya adalah kamera tersebut bisa juga dipakai untuk merekam video. Dengan begitu tidak perlu bawa handycam atau alat rekam video khusus, kita bisa buat video yang kualitasnya berani diadu. Walau sifatnya mungkin sekedar bonus, fitur video di kamera DSLR tidak bisa dibilang asal ada’ dan hasil videonya bukan asal jadi’ melainkan dalam beberapa hal bisa mengalahkan camcorder khusus. Maka itu saat ini mulai banyak orang yang memanfaatkan kamera DSLR untuk membuat klip video baik pribadi maupun komersil, seperti dokumenter, musik, hingga film pendek. Mengapa banyak orang yang memilih kamera DSLR sebagai sarana untuk membuat video? Bukan cuma karena praktis, tapi karena alasan teknis yang memang menjadi keunggulan kamera DSLR. Sebutlah misalnya ukuran sensor DSLR yang jauh lebih besar dari kamera rekam video, menjanjikan kualitas video yang oke, ruang tajam DoF yang tipis laksana film bioskop, dan gambar yang rendah noise walau dipakai di tempat kurang cahaya. Belum lagi dukungan lensa yang beragam untuk segala kebutuhan skenario video seperti lensa lebar, lensa fix dan lensa tele. Tapi fitur video di kamera DSLR bukanlah fitur utama, karena bagaimanapun kamera DSLR ditujukan untuk memotret. Maka itu desain bodinya tidak dirancang untuk stabil saat merekam video. Tanpa bantuan aksesori penstabil seperti rig atau shoulder rig, maka video yang direkam bakal terlihat bergoyang-goyang. Belum lagi desain dalamnya kamera DSLR tidak diantisipasi untuk merekam video sehingga banyak kompromi issue seperti sensor yang panas kalau merekam lama, dan juga soal auto fokus yang masih belum bisa setara dengan kamera khusus rekam video. Hal ini karena mekanisme di dalam DSLR yang mengandung cermin dan titik fokus, yang mengharuskan cermin terangkat saat sedang live-view dan rekam video, sehingga titik fokus yang ada tidak lagi berfungsi. Untuk auto fokus akhirnya memakai deteksi kontras yang lebih lambat. Kabar baiknya adalah, semakin hari teknologi kamera DSLR semakin matang, khususnya dalam hal fitur video. Hal ini karena produsen mengantisipasi permintaan yang tinggi akan DSLR videografi. Kita akan lihat kamera-kamera DSLR generasi baru yang semakin oke untuk merekam video, bahkan kamera tingkat dasar seharga 6 jutaan sekalipun. DSLR Canon Merk Canon sudah dikenal lama sebagai produsen peralatan video dan broadcast, maka dalam hal kamera DSLR juga banyak dikenal oke untuk merekam klip video. Masalah yang mereka hadapi adalah, lensa Canon yang sudah ada tidak dirancang untuk merekam video sehingga autofokusnya yang cepat justru tidak cocok diaplikasikan di video. Maka itu Canon membuat lensa generasi baru yang lebih oke untuk video, diberi kode nama STM Stepper motor yang cirinya auto fokusnya halus, putaran fokusnya tidak terlalu cepat dan suara motornya tidak akan ikut terekam. Saat ini memang baru ada lensa EF-S 18-55mm STM, EF 40mm STM dan EF-S 18-135mm STM, tapi lensa Canon lain yang non STM pilihannya sangat banyak. Sebagai catatan, lensa Canon yang bukan STM tetap bisa dipakai untuk merekam video. Semua kamera DSLR Canon terbaru sudah bisa merekam video full HD 1920×1080 progressive dengan pilihan 24 fps atau 25fps untuk PAL dan 30 fps untuk NTSC dengan format encoding MPEG-4 AVC Pada pilihan HD 1280×720 tersedia frame rate 50 fps/60 fps yang cocok untuk slow motion. Untuk merekam suara, sudah tersedia microphone di bodi, dan juga ada colokan mic eksternal serta pengaturan tingkat audio, termasuk wind filter dan attenuator untuk meredam suara derau angin. Kamera Canon modern sudah dilengkapi dengan prosesor Digic 5+ yang lebih baru, maka video yang dihasilkan lebih minim moire dan tidak mudah mengalami rolling shutter kecuali EOS 700D masih memakai Digic 5. Beberapa catatan saya untuk beberapa produk DSLR Canon generasi baru EOS 700D value DSLR Kamera EOS 700D ada di segmen menengah bawah, namun sudah punya fitur video yang mantap. Sejak era EOS 650D, Canon memberikan juga fitur Video Snapshot yang akan mengambil klip singkat 8 detik atau kurang yang bisa digabung otomatis oleh kamera. Untuk urusan rekam video ada jalan pintas dengan menggeser tuas On-Off ke arah atas, sedikit berbeda dengan kamera EOS lama yang harus memutar roda mode dial ini ke simbol movie. Kamera EOS 700D dengan prosesor Digic 5 menjadi kamera yang menyenangkan untuk merekam video karena sudah mengadopsi sistem layar sentuh, juga punya deteksi fasa untuk auto fokusnya apalagi bila dipadukan dengan lensa STM. Memilih titik fokus bisa dilakukan dengan hanya menyentuh area di layar. Merubah shutter, bukaan dan ISO semua bisa dilakukan saat merekam video, asal mode dial berada di posisi M Manual. EOS 700D sudah punya stereo mic built-in dan juga colokan mic eksternal. EOS 70D fokus cepat berkat dual pixel AF Canon EOS 70D berada di segmen menengah atas, tentunya punya fitur video yang lebih mantap. EOS 70D juga punya dual pixel AF yang bisa bantu auto fokus saat rekam video jadi lebih cepat, khususnya untuk fokus kontinu. Kecanggihan kamera 70D dalam urusan video adalah adanya pilihan memakai kompresi IPB untuk kebutuhan biasa, atau All-I untuk editing. Sekeping kartu 16GB bisa menyimpan 64 menit video bila memakai kompresi IPB, namun hanya bisa menyimpan 22 menit video bila memakai All-I. Kamera ini juga sudah bisa menyisipkan time code untuk kemudahan sinkronisasi saat editing. Frame rate 60 fps bisa dicapai untuk resolusi 1280×720, sedangkan pada 1920×180 tersedia 24fps, 25fps dan 30fps. Sayangnya belum ada colokan untuk headphone di EOS 70D. EOS 5D mk III Full frame fitur lengkap Inilah kamera andalan Canon untuk segmen foto maupun video, dengan sensor full frame dan fitur lengkap, EOS 5D mark III melanjutkan sukses 5D mark II yang jadi kamera pertama yang bisa merekam full HD saat itu. Kamera ini ditenagai prosesor Digic 5+, bisa merekam dengan kompresi IPB dan All-I, ada fitur SMTPE timecode embedding, juga menyediakan port headphone untuk monitoring audio. Dengan firmware baru maka 5D mark III bisa mengeluarkan video uncompressed, YCbCr 422 melalui port HDMI untuk stream video digital tanpa kompresi. Berguna bila kita ingin hubungkan kamera ini ke sistem lain seperti recorder atau encoder terpisah. Dengan bodinya yang sudah tahan cuaca, maka merekam video outdoor dalam segala kondisi tidak jadi masalah memakai EOS 5D mark III ini. DSLR Nikon Nikon dikenal kuat dalam sejarah fotografi, namun tidak punya banyak pengalaman di bidang videografi. Uniknya, Nikon justru jadi pelopor kamera DSLR yang bisa rekam video, saat meluncurkan Nikon D90 di tahun 2008. Sejak saat itu hingga kini, Nikon terus konsisten menyempurnakan kamera DSLR mereka untuk kebutuhan rekam video. Tidak seperti Canon yang membuat lensa STM generasi baru khusus untuk merekam video, untuk merekam video Nikon mempersilahkan penggunanya untuk memakai lensa-lensa Nikon yang sudah ada. Di kamera generasi terbarunya, Nikon menyediakan berbagai pilihan kualitas video mulai dari full HD 1080p dengan 24, 25 dan 30 fps serta HD 720p dengan 50/60 fps dengan codec AVC MPEG-4 sehingga secara teknis sudah setara dengan kamera DSLR dari Canon. Pada dasarnya kamera DSLR Nikon juga bisa diatur manual eksposur untuk merekam video, hanya pengaturannya agak sedikit lebih rumit dari Canon khususnya pengaturan bukaan lensanya. Beberapa catatan saya untuk beberapa produk DSLR Nikon generasi baru D5300 pemula lengkap Nikon D5300 termasuk kamera andalan Nikon untuk bersaing dengan Canon sebagai kamera yang oke untuk foto dan video. Ciri Nikon D5300 dan Nikon sebelumnya seperti D5200, D5100 dan D5000 adalah punya layar LCD yang bisa dilipat supaya lebih fleksibel saat merekam video dengan angle sulit. Kamera ini sudah oke untuk merekam video karena bisa merekam video dengan resolusi full HD, banyak pilihan frame rate dan sudah bisa auto fokus kontinu dengan memilih mode AF-F. Dengan dukungan prosesor Expeed 4 maka D5300 sanggup memberi frame rate 60 fps progresif pada resolusi full HD 1920×1080 kamera lain umumnya hanya bisa 60 fps pada resolusi 1280×720. Mic di kamera Nikon D5300 sudah stereo, lalu untuk hasil audio yang lebih profesional tersedia juga colokan mic eksternal dan yang paling asyik adalah, kamera ini bisa memberikan uncompressed video out melalui port HDMI, berguna untuk ditampilkan ke monitor LCD atau direkam oleh eksternal recorder. Suatu fitur yang biasanya diberikan hanya di kamera DSLR kelas atas, justru bisa ditemukan di D5300 yang harganya di kisaran 8 jutaan. Kamera Nikon lainnya D7100 DX dan D610 FX Kamera Nikon lainnya yang kelasnya diatas D5300 adalah Nikon D7100 dan Nikon D610, yang pada dasarnya sama baiknya untuk merekam video. Hanya saja karena keduanya masih memakai prosesor Expeed 3 maka mereka tidak bisa memberi frame rate 60fps pada resolusi 1080p. Nikon D7100 sendiri dalam urusan video menyempurnakan seri D7000 dengan menambahkan stereo mic, sedangkan D610 yang hadir sebagai minor update dari D600 tampaknya tidak memberi perubahan di fitur videonya. Justru dalam hal microphone di D610 masih sama seperti D600 memakai mic mono terletak di atas logo D610 yang agak mengherankan mengingat harga kamera D610 yang mencapai 20 jutaan. Keunggulaan D610 sebagai kamera full frame FX adalah ukuran sensornya yang besar, dan Nikon menyediakan mode video FX dan DX di kamera D610, sehingga pengguna bisa memilih bidang gambar yang diinginkan. Bila memilih mode video DX di kamera D610 maka gambarnya akan menjadi lebih tele crop 1,5x yang cukup berguna dalam banyak kondisi. Seperti yang dijumpai di D5300, fitur uncompressed video out lewat port HDMI juga bisa ditemui di kamera D7100 dan D610. Khusus untuk D610 terdapat juga colokan untuk headphone yang membantu monitoring audio yang sedang direkam. Kesimpulan Kamera DSLR perlahan tapi pasti semakin menyempurnakan fitur videonya, dan ini terlihat dari produk terbaru yang lebih oke untuk merekam video. Dari semua pilihan yang ada, saya menyukai Canon EOS 70D yang bila dipadukan dengan lensa STM, akan menjadi kamera yang maksimal dalam urusan auto fokus. Terobosan dual pixel AF memang bisa jadi solusi untuk mengatasi lambatnya auto fokus di kamera DSLR, apalagi dengan dukungan layar sentuh yang memudahkan untuk kita memilih titik fokus yang kita inginkan. Selain itu 70D bisa memberi pilihan kompresi All-I yang hasil videonya lebih bagus, namun lebih cepat membuat kartu memori penuh. Di kubu Nikon saya terkesan dengan D5300 yang didukung oleh prosesor terbaru, membuatnya bisa merekam video 1080p 60fps untuk slow motion yang mulus. Bahkan sampai tulisan ini ditulis, tidak satupun kamera DSLR Canon yang bisa mencapai 1080p 60 fps. Belum lagi dengan harga yang dibawah 10 juta, D5300 memberikan kemampuan untuk clean uncompressed video via kabel HDMI. Sayangnya Nikon tidak belum? memiliki kamera yang bisa deteksi fasa saat merekam video seperti Canon 700D dan 70D, dan belum menyediakan fitur layar sentuh. Tapi bila anda merekam video dengan manual fokus, hal ini tidak jadi sebuah masalah. Jadi masing-masing masih punya plus minus sendiri, tergantung kita memilihnya. About the author Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram. Apakah saya perlu mengunduh sesuatu untuk menggunakan perekam video?Tidak, perekam video kami beroperasi langsung di browser Anda. Tidak diperlukan pengunduhan atau ada batasan durasi video saya?Tidak ada batasan khusus untuk durasi video Anda. Namun, jika Anda berencana merekam untuk waktu yang lama, disarankan untuk menguji perekaman selama durasi tersebut di perangkat Anda untuk memastikan pengoperasian yang saya menggunakan perekam video di perangkat seluler saya?Ya, perekam video online kami kompatibel dengan semua perangkat yang memiliki kamera dan browser yang perekam video online mendukung perekaman HD?Ya, perekam video online kami mendukung perekaman definisi tinggi, memastikan video Anda selalu dengan kualitas rekaman video saya pribadi?Sangat. Rekaman video Anda tidak pernah disimpan di server kami dan tetap sepenuhnya berada di dalam perangkat Anda hingga Anda memilih untuk mengunduh dan membagikannya. Makin terjangkau dan meratanya koneksi internet membuat media video menjadi menarik bagi banyak orang. Tak heran kini banyak orang yang menjadi YouTuber. Sebagian YouTuber mengelola akun YouTube-nya dengan serius dan profesional, menggunakan peralatan video yang memang digunakan oleh para profesional di bidang film. Sebagian lagi hanya mengambil video menggunakan ponselnya. Di antara kedua batas tersebut, di tengah-tengah ada yang menggunakan peralatan yang tidak bisa dibilang profesional penuh namun tak bisa dibilang amatiran juga. Salah satu peralatan yang mungkin digunakan adalah kamera DSLR. Dengan segala kemajuan teknologi, kamera SLR Single Lens Reflex kini tersedia dalam versi digital dan memiliki kemampuan merekam video. Nikon adalah salah satu brand yang memproduksi kamera DSLR dan beberapa di antaranya memiliki kemampuan merekam video dengan baik. Apa sajakah itu? 1. Nikon D5 Rentang harga 80 jutaan rupiah Sumber foto bhphotovideo. Kamera Nikon pertama yang ada di daftar ini adalah Nikon D5. Harganya kemungkinan akan membuat kamu terbelalak, tapi memang kualitasnya tidak “bohong.” Nikon D5 ini mampu mengambil video dengan resolusi 4K dengan frame rate 30 fps. Hasilnya tajam, bahkan di keadaan minim cahaya sekalipun. Sebagai media untuk melihat objek yang akan direkam, tersedia layar berukuran 3,2 inci di bagian belakang kamera dan layar ini menggunakan teknologi layar sentuh. Satu hal yang barangkali menjadi kekurangan kamera ini adalah beratnya yang mencapai 1,5 kg. Sebagian tipe notebook saja lebih ringan daripada itu. 2. Nikon D810 Rentang harga 35 jutaan rupiah Sumber foto bhphotovideo. Nikon D810 ini merupakan jawaban Nikon atas kamera produksi kompetitornya, yaitu Canon 5D Mark III yang sangat populer. Kamera ini memang sangat bisa diandalkan oleh para fotografer dan videografer berkat sensornya yang memiliki resolusi 36MP dan mampu merekam video dengan resolusi 1080p dan frame rate hingga 60 fps. Yang agak disayangkan oleh para penggunanya adalah ketidakmampuan Nikon D810 untuk mengambil rekaman video dengan resolusi 4K. Layar LCD berukuran 3,2 inci yang ada di bagian belakang kamera juga tidak bisa dibuka flip out sehingga terkadang menyulitkan pengguna untuk mengambil gambar dari sudut tertentu. Simak juga tiga aplikasi gratis rekomendasi untuk mengedit video di laptop di artikel ini. 3. Nikon D500 Rentang harga 25 jutaan rupiah Sumber foto bhphotovideo. Kamera Nikon D500 merupakan kamera yang dianggap paling memberikan keseimbangan antara harga dan kualitas gambar/video yang dihasilkan. Nikon D500 memiliki sensor CMOS APS-C dengan resolusi 20 MP. Bodinya terbuat dari material berkualitas baik namun dengan harga yang lebih terjangkau. Kamera ini mampu merekam video dengan resolusi 4K pada frame rate 30 fps dan resolusi 1080p dengan frame rate 60 fps. Layarnya berukuran 3,2 inci, dilengkapi teknologi layar sentuh dan kemampuan untuk diubah sudutnya. Nikon D500 memiliki lubang port headphone dan microphone. Yang terakhir ini sangat bermanfaat untuk mengambil rekaman suara yang lebih jernih. Selain DSLR, kamera mirrorless juga bisa dipakai merekam video lho. Simak rekomendasinya di artikel ini. 4. Nikon D750 Rentang harga 20 jutaan rupiah Sumber foto Nikon Kamera DSLR full frame dulunya merupakan “mainan” para profesional, salah satu alasannya adalah karena harganya. Namun, kini tersedia opsi yang lebih murah sehingga mereka yang levelnya penggemar pun penggemar serius tentunya mampu untuk menjangkaunya. Salah satu contohnya adalah Nikon D750. Nikon D750 mampu merekam video dengan resolusi 1080p dengan frame rate 60 fps. Kamera ini memiliki prosesor Expeed 4, prosesor yang sama dengan kakaknya, yaitu Nikon D810. Bahkan D750 memiliki kelebihan yang tidak dimiliki D810, yaitu layar yang bisa dibuka dan diputar. Body D750 terbuat dari magnesium alloy dan carbon fiber, membuatnya termasuk kamera DSLR full frame teringan saat ini. Video time lapse adalah salah satu teknik video yang sedang populer belakangan ini. Yuk simak ulasannya di artikel ini. 5. Nikon D610 Rentang harga 16 jutaan rupiah Sumber foto imaging resource Nikon D610 ini merupakan kamera yang sangat mirip dengan Nikon D750, tapi tentunya dengan feature yang lebih sedikit. Nikon D610 dan D750 sama-sama memiliki lensa dengan resolusi 24MP full frame dan sama-sama memiliki kemampuan untuk merekam video dengan resolusi 1080p dan frame rate 60 fps. Bedanya, Nikon D610 memiliki layar yang “mati”, tidak bisa dibuka. Dengan demikian, kamera ini akan mengalami kesulitan saat harus mengambil gambar dengan sudut pandang tertentu. Jika kamu anggap selisih Rp4 jutaan itu layak untuk menggantikan kesulitan saat mengambil gambar dengan sudut tertentu, ambillah Nikon D750. Namun selisih Rp4 jutaan bisa jadi cukup besar bagi orang tertentu sehingga D610 bisa menjadi alternatif. Mana kamera SLR Nikon yang paling cocok dengan kebutuhan videomu? Yahya Kurniawan Sumber foto Google Bagi kalian yang suka membuat video atau film pendek dengan menggunakan DSLR Digital Single Lens Reflex, artikel ini akan menjelaskan apakah aman jika kita sering menggunakan kamera DSLR yang kita punya untuk merekam video. untuk yang suka merekam video namun hanya memiliki kamera DSLR, ada beberapa hal yang harus kalian ketahui mengenai tingkat keamanan kamera kalian jika terus - terusan digunakan untuk merekam video. Ketika kalian menggunakan DSLR kalian untuk merekam video, tentunya baterai kamera kalian akan cepat habis. berbeda dengan pengambilan foto yang akan lebih hemat penggunaan baterainya. Contohnya kita memakai kamera DSLR kita untuk foto, maka kita dapat menggunakan secara terus - menerus selama 2 jam. Namun ketika kita menggunakan kamera DSLR untuk video terus - menerus, maka kita hanya akan dapat menggunakannya selama 30 menit. Selain itu, ketika kita menggunakan DSLR untuk video terlalu sering dan terus menerus, hal tersebut akan berdampak kepada sensor kamera DSLR kalian. Sensor kamera kita akan cepat panas dan suatu saat akan mati tiba - tiba jika kita tidak memperdulikan hal tersebut. Mengapa sensor kamera dianggap penting? karena sensor kamera merupakan salah satu alat vital dari sebuah kamera, tentunya sensor memiliki peran penting dalam kamera. Sensor kamera merupakan mesin dari sebuah kamera yang menjalankan perintah kalian, dalam arti sensor bekerja ketika kalian merekam video atau mengambil foto. Kembali kepada keamanan kamera, bagi kalian yang memang benar - benar suka merekam video dengan menggunakan DSLR, sebaiknya batasi durasi rekaman video anda jika memang anda khawatir akan keamanan kamera maupun sensor anda. misalnya anda membatasi 1 hari hanya merekam maksimal 15-20 menit video saja. hal tersebut akan membantu meringankan kinerja sensor kamera anda. Selanjutnya jika memang anda menyukai merekam menggunakan video dengan durasi yang lama, sebaiknya anda menyiapkan 2 atau 3 kamera untuk cadangan. Sehingga ketika kamera DSLR kalian yang pertama panas, kalian dapat menggunakan kamera cadangan anda. Karena bagaimanapun, kamera merupakan mesin yang mempunyai daya kerja yang terbatas. Untuk masalah baterai, karena dengan merekam video baterai kamera DSLR kalian akan menjadi cepat habis, tipsnya adalah siapkan baterai cadangan agar kalian tidak kesulitan ketika baterai kamera DSLR kalian habis, sehingga kalian dapat lancar mengambil video untuk moment - moment yang penting. Namun anda tidak perlu khawatir mengenai shutter count anda akan habis jika mengambil video. Mengingat shutter count kamera DSLR memiliki batas penggunaan, yang sewaktu - waktu perlu diganti jika sudah melebihi batas. Meskipun dalam merekam video menggunakan FPS Frame Per Second, namun hal tersebut tidak akan mengambil banyak shutter count kamera kalian, tetapi hanya menggunakan 1 shutter count untuk satu video yang kalian ambil. Lihat juga Apa itu Vignet pada Layar Kamera?. Jadi intinya, masalah keamanan kamera DSLR dengan penggunaan DSLR untuk merekam video adalah tergantung dari masing - masing pengguna kamera tersebut. Jika kita suka merekam suatu kegiatan dengan video namun di satu sisi kita juga mengkhawatirkan keamanan kamera DSLR kalian, kalian dapat mencoba cara diatas untuk sering mengistirahatkan kamera kalian dan memakai beberapa kamera untuk cadangan. Namun jika memang lebih memprioritaskan kepuasan kalian dalam mengabadikan moment dengan video dan tidak terlalu mengkhawatirkan keamanan kamera DSLR kalian, maka sah - sah saja jika kalian terus - menerus menggunakan kamera DSLR kalian untuk merekam video, tentunya dengan resiko yang lebih besar. Semoga artikel ini dapat membantu kalian untuk mempertimbangkan, apakah kamera DSLR kalian dapat digunakan untuk merekam video secara terus - menerus atau tidak. selamat mencoba!

merekam video dengan kamera dslr